Hidroponik atau istilah asingnya hydroponics,
berasal dari bahasa Yunani. Kata tersebut berasal dari gabungan dua kata yaitu hydro
yang artinya air dan ponos yang airnya bekerja, budidaya hidroponik
artinya bekerja dengan air yang lebih dikenal dengan sistem bercocok tanam
tanpa tanah, dalam hidroponik hanya dibutuhkan air yang ditambahkan nutrient
sebagai sumber makanan bagi tanaman (Irawan, 2003).
Menurut Raffar (1993), sistem hidroponik merupakan
cara produksi tanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan
alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi
maksimum untuk berproduksi dapat tercapai. Hal ini berhubungan dengan
pertumbuhan sistem perakaran tanaman, dimana pertumbuhan perakaran tanaman yang
optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat
tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandung
komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan
kondisi lingkungan
perakaran
yang ideal.
Perkembangan hidroponik di Indonesia masih sangat
terbatas karena masih dipandang sebagai suatu teknologi yang memerlukan biaya
mahal. Namun hasil observasi secara umum memberikan gambaran sementara bahwa
status pertanian hidroponik di Indonesia menunjukkan perkembangan cukup baik,
walaupun kontribusi terhadap produksi total buah/sayur relatif masih kecil
(Subhan, 2002). Menurut Lingga (2005) budidaya tanaman secara hidroponik
memiliki keuntungan yaitu : (1) dapat dilakukan pada ruang atau tempat yang
terbatas dan higienis, (2) apabila dilakukan di rumah kaca dapat diatur suhu
dan kelembabannya, (3) nutrien yang diberikan digunakan secara efisien oleh
tanaman, (4) produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan menggunakan media tanam
tanah biasa, (5) kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor,
(6) tanaman memberikan hasil yang kontinu.
Adapun
kelebihan dan kekurangan sistem hidroponik menurut Del Rosarios,
1990
antara lain adalah :
Kelebihan
sistem hidroponik, antara lain:
1.
Penggunaan lahan
lebih efisien.
2.
Tanaman
berproduksi tanpa menggunakan tanah.
3.
Tidak ada resiko
untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun.
4.
Kuantitas dan kualitas
produksi lebih tinggi dan lebih bersih.
5.
Penggunaan pupuk
dan air lebih efisien.
6.
Periode tanam
lebih pendek.
7.
Pengendalian
hama dan penyakit lebih mudah.